Pentingnya berliterasi sejak dini

Assalamualaikum teman-teman 😊

Literasi, merupakan suatu kata yang tidak asing di telingaku sebagai mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, dan juga dengan mahasiswa yang lain, pasti mereka tidak asing dengan kata tersebut. Tetapi bagi orang awam, sangat asing sekali mendengarnya, mungkin ada beberapa orang yang tahu atau sekedar cuman dengar. Tetapi, untuk pengertian lebih dalam dan manfaat literasi itu, tidak semua orang mengetahuinya. Oleh sebab itu mari sama-sama kita simak, apa sih literasi itu? mengapa literasi itu dikatakan penting? dan apa saja manfaat dari literasi itu?

Sederhananya, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Yapp literasi juga dapat diartikan sebagai melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, bahkan juga peka terhadap politik. Seseorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu, karena membaca informasi yang tepat, dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut.

Tau gak sih kalau setiap tanggal 17 November itu, diperingati sebagai Hari Literasi Internasional, yang dinyatakan oleh UNESCO dalam Konferensi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Pada tanggal 17 November 1965 di Iran. Hari Literasi Internasional dirayakan di seluruh dunia, dan perayaan besar Hari Literasi Internasional itu diselenggarakan di Markas Besar UNESCO yang berada di Paris keren kann hehe.

Kenapa sih literasi itu penting banget? karena dengan berliterasi, kita dapat mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Tetapi ada nih masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, yaitu rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei tersebut menunjukkan, bahwa Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Tertinggal jauh sekali yaaa bangsa Indonesia ini ☹. Padahal, budaya literasi itu sangat bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara dan budaya literasi. Serta sangat berperan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, yang pada gilirannya nanti akan membentuk bangsa yang berkualitas.

Tetapi untuk menciptakan generasi literat, membutuhkan proses yang panjang dan sarana yang kondusif. Proses ini dapat dilakukan sedini mungkin, dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian dikembangkan di lingkungan sekolah, berlanjut ke lingkungan pergaulan, dan yang terakhir lingkungan pekerjaan. Budaya literasi juga sangat terkait dengan pola pembelajaran di sekolah, dan ketersediaan bahan bacaan di perpustakaan. Kita juga harus sadar, kalau literasi itu gak harus diperoleh dari pendidikan yang tinggi. Karena walaupun sudah bersekolah setinggi mungkin, gak ngejamin kalau seseorang itu akan literat loh teman-teman. Pada dasarnya nih, rasa peka dan daya kritis mengenai lingkungan sekitar itu lebih di utamain untuk menuju generasi yang literat, yaitu generasi yang mempunyai keterampilan dalam berpikir kritis terhadap semua informasi. Kenapa kita harus berpikir kritis? tujuannya untuk mencegah reaksi-reaksi yang sifatnya emosional.

Tau gak sih kenapa bangsa Indonesia bisa tertinggal jauh sekali dengan negara lain? yappp penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia yaitu kebiasaan membaca, yang dianggap sebagai faktor utama dan mendasar. Padahal nih, salah satu cara untuk meningkatkan mutu masyarakat Indonesia, agar dapat menyesuaikan dan mempersiapkan dirinya dengan perkembangan global yang sangat pesat, yaitu dengan cara menumbuhkan jiwa masyarakat yang gemar terhadap membaca. Tetapi kenyataannya, masyarakat kita masih menganggap aktifitas membaca untuk menghabiskan waktu (to kill time), bukan mengisi waktu (to full time) dengan sengaja. Yaaa memang kenyataannya, aktifitas membaca itu belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, tetapi lebih sekedar kegiatan iseng-iseng aja.

Oleh karena itu, akhirnya mahasiswa Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora memperingati Hari Literasi Internasional, karena mahasiswa tarjamah menyadari bahwa nilai-nilai literasi sudah mulai terkikis. Dengan mengangkat tema “Merawat Literasi dalam Bidang Penerjemahan”. Tema ini diusung, sebagai cara mahasiswa tarjamah membumikan nilai-nilai literasi dalam bidang yang mereka jalani, yaitu penerjemahan. Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat disini yaaa http://fah.uinjkt.ac.id/mahasiswa-tarjamah-peringati-hari-literasi-internasional/.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kalian semua, dan semoga bangsa Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan literasinya yaitu dengan cara menularkan kebiasaan gemar membaca kepada sesama. Mari kita mulai membaca, karena dengan membaca kita dapat mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya dan kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?
Salam Literasi 😊