Jurnal merupakan referensi yang paling sering digunakan oleh para civitas
akademika, sebagai dasar atau pedoman dalam melakukan penelitian di perguruan
tinggi, karena materi-materi yang dipublikasikan merupakan materi terkini dan
merupakan hasil temuan atau hasil penelitian. Jurnal juga merupakan media bagi
civitas akademika, dalam meningkatkan kemampuan dalam hal pengembangan
keilmuannya. Pada saat sekarang ini, munculnya publikasi jurnal elektronik
menggeser peran jurnal dalam media cetak yang di anggap terlalu lama dan
membutuhkan biaya yang besar dalam hal penerbitan dan pemanfaatannya. Dan munculnya
jurnal elektronik, juga mengakibatkan perpustakaan lebih memilih untuk
berlangganan jurnal elektronik dibanding dengan media cetak. Hal ini
dikarenakan, jurnal elektronik lebih mudah di akses di bandingkan jurnal cetak. Dan juga jurnal elektronik memiliki informasi yang lebih mutakhir dan dapat diakses
cepat oleh para ilmuwan atau peneliti dalam menunjang kegiatan penelitiannya. Tetapi
apakah pemanfaatan e-journal sudah di manfaatkan dan dipergunakan dengan
sebaik-baiknya oleh para civitas akademika khususnya para mahasiswa? Yukkk kita
simak baik-baik.
Biasanya pengenalan akan koleksi jurnal elektronik ini diperkenalkan pada
saat kegiatan user education atau orientasi pemustaka di perpustakaan. Di perguruan
tinggi sendiri, kegiatan user education diperkenalkan pada saat tahun ajaran
baru. Kenapa sih perlu di sosialisasikan? karena agar koleksi jurnal elektronik
dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pustakawan yang bertugas untuk
mensosialisasikan keberadaan koleksi jurnal elektronik, harus mengetahui kendala, serta tujuan yang akan dicapai, dan siapa saja pemakai koleksi jurnal elektronik. Oleh
sebab itu, diperlukan analisis kebutuhan pemustaka terlebih dahulu. Dengan demikian, pustakawan dapat melihat apakah pemanfaatan koleksi tersebut telah sesuai dengan
kebutuhan pemustaka ataupun sebaliknya.
Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pemustaka
dalam menggunakan jurnal, dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan, yang dapat
dimanfaatkan oleh pemustaka itu sendiri terhadap koleksi jurnal elektronik. Pemanfaatan
jurnal elektronik merupakan layanan cyber dengan beragam
informasi yang bersumber dari jaringan global loh, disinilah peran dari pustakawan
sebagai penyaji informasi memerlukan keahlian khusus, agar layanan tersebut
berguna dan diminati oleh pemustaka. Pustakawan seharusnya memiliki strategi
pemasaran digital untuk meningkatkan layanan dan pemanfaatan jurnal elektronik, yang apabila berhasil melaksanakan strategi tersebut, akan menciptakan ekosistem
intelektualitas antara berbagai sumber-sumber informasi, pemustaka dan pustakawan.
Tapi sayang seribu sayang nih, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
dosenku yaitu Muhammad Azwar Muin di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar. Pemanfaatan jurnal elektronik masih tergolong rendah, karena banyak
kendala yang dihadapi oleh para mahasiswa terhadap jurnal elektronik, seperti
kurang optimalnya sosialisasi, sehingga pengetahuan mereka tentang jurnal
elektronik kurang. Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat disini yaaaa http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/32599
Oiya sebelumnya udah ada yang tahu belum apa itu Institusional Repository? buat
kalian para mahasiswa pasti sudah tidak asing lagi dong yaaaa. Jadi, Institusional
Repository adalah rangkaian layanan yang dikembangkan oleh suatu perguruan
tinggi, berupa pengelolaan dan penyebarluasan berbagai hasil kegiatan ilmiah
civitas akademika dalam bentuk digital. (Institusional Repository) IR itu, merupakan sebuah database berbasis
web untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarluaskan berbagai jenis karya
ilmiah yang dihasilkan oleh suatu institusi.
Terus manfaatnya apa sih??? manfaat Institusional Repository bagi perguruan
tinggi yaitu, sebagai sarana untuk menunjukkan hasil riset unggulan, meningkatkan
nama harum lembaga dan meningkatkan visibilitas, karena masyarakat di dunia
dapat dengan mudah mengaksesnya baik secara langsung maupun melalui Google Scholar.
Repository juga mempunyai potensi untuk menyumbangkan pencapaian ranking webometrics
pada level universitas. Bagi author (penulis, peneliti, dosen), repository juga
mempunyai manfaat yang banyak yaitu, dapat memfasilitasi dosen dalam mengelola
beragam portofolio hasil kegiatan ilmiah mereka. Dan juga repository berfungsi
untuk menginformasikan kepada khalayak, kepakaran seorang dosen. Dalam repository,
masing-masing dosen dapat mempunyai akun tersendiri untuk menyimpan karya ilmiah miliknya. Pengunjung
dapat melihat hasil-hasil keiatan ilmiah dan riset tiap dosen tersebut. Melalui
repository seperti ini, pengunjung bisa mendapatkan informasi kepakaran dosen
yang dimaksudkan. Nahhh jenis koleksi
yang ada di Institusional Repository itu banyak lohh, seperti :
- Eprints
- Working Papers
- Tesis dan Disertasi
- Laporan penelitian
- Conference Proccedings (kumpulan makalah yang sudah dipresentasikan dalam sebuah konferensi/seminar)
- Buletin dan buletin pusat penelitian
- Laporan kepanitiaan kegiatan akademik
- Laporan statistik
- Surveys
- Book Chapter (bab dari buku buna rampa)
- Materi perkuliahan
Sekian artikel ini saya buat, semoga ilmu dan informasinya dapat bermanfaat
untuk kalian semua, jangan lupa di share ke teman-teman, keluarga, saudara
kalian yaaaa, terimakasih telah membaca artikel saya. Salam literasi 😊
Terimakasih artikel nya bermanfaat banget
BalasHapusKereeennnnnn dah e journal. Sayang banget kalau gak dimanfaatkan
BalasHapus